Skip to main content

Senja Terakhir 2018




"hey" ku menyenggol lengannya dengan sikutku, kutatap wajahnya lalu kupalingkan tatapan ku kearah luar gedung.

"hm?" jawabnya dengan suara yang datar dengan posisi tangan kanan menopang wajahnya..

"tau ga hari ini hari apa?" tanyaku, kupalingkan tatapan ku untuk menatap wajahnya.

"senin kan?" jawabnya dengan datar dan ekspresi yang datar.

"bukan itu maksudku" timpalku yang masih menatap wajah datarnya yang terpapar cahaya mentari senja.

"terus?" ia memalingkan tatapannya ke arahku

degg... jantungku berdebar sangat kencang. tatapannya sungguh tajam dengan wajah yang serius dan hanya sebagian wajahnya terkena cahaya membuatku seolah terdiskriminasi
"eh,,,, anu. iya benar hari ini hari senin kok hehe..." seolah ditanya oleh penyidik dari kepolisian. gugup sungguh gugup. ia kembali memalingkan pandangannya kearah luar gedung.

hening.....

Ia menarik nafas panjang lalu menghembuskannya melalui mulut secara perlahan. "apa yang kau inginkan tahun depan?" tanyanya kepadaku yang masih agak gugup karena tatapan tajamnya yang seolah tak mau diganggu.

"yaa.. aku ingin mencapai apa yang ingin aku capai" jawabku yang memberanikan diri menatap wajahnya. ia masih mengganjal dagunya dengan telapak kanannya dengan ekspresi yang masih datar.

"apa yang ingin kamu capai?" tanyanya kembali dan memalingkan wajahnya dan menatapku, kali ini tatapannya tidak setajam yang sebelumnya. wajahnya yang terpapar cahaya matahari sebagian semakin menarik untuk dilihat ternyata.

"yaaa. aku ingin beli drone, ingin menerbitkan buku yang sudah lama aku tulis, aku ingin menabung juga buat masa depan nanti dan ingin mendapatkan yang aku inginkan" jawabku yang masih menatap kedua matanya yang kecoklatan.

"kamu ingin apa sih dari tadi jawabnya ingin mendapatkan apa yang kamu inginkan terus!" jawabnya dengan ketus dan wajah datarnya berubah menjadi wajah yang agak kesel mendengar jawabanku.

"kepo" jawabku singkat dengan mencubit pipi kanannya yang terkena sinar mentari senja. Raut wajahnya berubah menjadi agak bete tapi malah menggemaskan. "ya aku ingin bersama orang yang aku sebut terus namanya dalam do'aku" timpalku

"siapa?" tanyanya singkat dengan raut wajah yang kebingungan.

"adadehhh, kalo kamu?" tanyaku yang masih menatap wajah lugunya. dan ia menundukkan kepalanya lalu memalingkan wajahnya kembali menatap mentari senja.

"kalau aku ingin ............" Aku dan dia memalingkan pandangan untuk menikmati senja terakhir di tahun 2018.

Comments

Popular posts from this blog

Warna Favorit berpengaruh sama sifat? Masa sih?

 mungkin komputer kalian udah kena virus karna baca blog gue kemaren, coba sekarang scan pasti banyak virusnya. kalo ga suka langsung close blog gue langsung matiin hape/PC terus buang jauh jauh, bodo amat kenal juga kaga Oke gaiss kali ini gue akan membahas tentang warna favorite, gue buat simpel MEJIKUHIBINIU (Merah Jingga Kuning Hijau Biru Nila Ungu) bukan warna #ffffff atau ##00ffff di permudah aja ga menerima warna dalam bentuk kode, bodo. menurut gue atau pengamatan gue warna favorite kita bisa menunjukkan tingkah laku kita (*soktau) gue belum meriset sih cuma gue iseng ajaa nulis dari pada ga ada bahan tulisan, jadi apa yang lewat di kepala gue ya gue tulis. semoga tulisan gue akurat. back to the topic, setiap warna intinya mempunyai karakter bagi penyuka nya *ilustrasi (btw kaya tivi tengah malem) Merah   orang yang suka warna merah tipikal orang yang suka kerja keras,  semangat untuk mengejar apa yang dia mau dan mereka mempunyai target yang harus dia capai. Merek

KEPO!

"Pait amat tuh muka kaya kopi gue" Ucap salah satu temanku kepadaku, yang duduk berhadapan dengaku. Ahhh,,, warung kopi seorang teman yang biasa menjadi tempat singgah sementaraku. "Dingin amat nih es, kaya sikap dia ke elu" Timpalku padanya, suasanya yang sudah ramai semakin ramai karena tawaku dan teman temanku tertawa bersama. Suasanya yang cukup ramai hingga dudukpun sesak, ya namanya juga warung kopi banyak cerita dari berbagai masing masing kita. Ah sudah biasa tempat ini ramai layaknya warung lain. Semua orang memiliki ceritanya masing masing di kepalanya, membawa bebannya masing masing dan mencoba meringankan beban itu dengan bertemu dengan masing masing kerabatnya. Teman sebelahku menyolek lenganku dan aku menoleh padanya, "Nji, nih daripada muka lu pait mulu mending install ini nih, lumayan siapa tau ketemu jodoh dimari" Ujar temanku dan menunjukkan satu aplikasi yang aku tak pernah lihat sebelumnya. "Ah, mending maen tinder gue"

Berharap

[musik] " Thought I'd end up with Sean, But he wasn't a match, Wrote some songs about Ricky, Now I listen and laugh " ku buka spotify dan ku tekan tombol  next   yang ada di layar laptopku, " I'm jealous of the rain, That falls upon your skin, It's closer than my hands have been, I'm jealous of the rain, I'm jealous of the wind, That ripples through your clothes, It's closer than your shadow, Oh, I'm jealous of the wind, ............... " "Kamu kenapa sih?!" Aku mendengar nya dengan samar. Aku buka earphone yang sedang kupakai walaupun hanya satu yang ku pakai, karena earphone satunya ia yang memakainya.. "Hah? kenapa apanya?" Tanyaku dengan melihat raut wajahnya yang agak sedikit kurang enak, Ia pun melepas earphone yang terpasang di telinganya. "Itu lagunya kamu skip terus, padahal kan enak" Ujarnya dengan nada yang agak ketus. "Ya abis itu lagunya....." Belum selesai aku menje